Minggu, 23 Maret 2014

Masjid Cordoba yang telah menjadi Gereja.



Masjid Cordoba yang bersejarah kini diupayakan sepenuhnya berada dibawah kendali  Gereja Katolik Spanyol,  kini mesjid bersejarah itu menjadi sebuah Katedral , tempat ibadah kaum Kristen di sana.
” The Mezquita [ penyebutan Masjid Agung Córdoba ] adalah simbol global dari pertemuan budaya dan  dunia membutuhkan simbol seperti ini , ” ujar Antonio Manuel Rodríguez , seorang profesor hukum perdata di Universitas Córdoba , mengatakan kepada Times Irlandia sebelumnya pada bulan Februari .
The Great Mosque of Cordoba , atau Mezquita , dibangun antara tahun 784 dan 786 selama pemerintahan Khalifah Abd al- Rahman I.
Pernah menjadi tempat  sholat bagi Muslim selama lima abad , masjid ini ditahbiskan sebagai gereja sejak kekuasaan  Ferdinand III , raja Castile , yang mengambil wilayah Cordoba dengan pertumpahan darah dan pembantaian umat Muslim pada tahun 1236 .
Namun, walau saat ini telah menjadi tempat ibadah Nasrani ,  tempat ini masih dipanggil oleh rakyat  Spanyol dan wisatawan sebagai masjid , dan bukan sebagai katedral .
Keinginan pihak Katolik Spanyol  berupaya mengambil secara penuh otoritas bangunan Masjid Cordoba ini dari kepemilikan umum rakyat Spanyol sebagai  itikad pihak Gereja  untuk menghilangkan  identitas Islam pada bangunan monumen bersejarah tersebut.
Dalam sebuah konferensi baru-baru ini , Prof Rodríguez menuduh Uskup Agung Córdoba membahayakan simbolisme Islam  dengan mencoba mengambil alih sepenuhnya bangunan tersebut.
Selain itu, ia memperingatkan bahwa pusat bersejarah Córdoba akan  berisiko kehilangan statusnya sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO jika misi ” Kristenisasi ” atas Mezquita dilanjutkan .
Sebagai sisa peninggalan kekuasaan Islam di Spanyol  , umat Islam Spanyol menyatakan kemarahan atas inisiatif  Gereja Katolik tersebut.
” Ini adalah peninggalan sejarah milik semua orang Spanyol dan bukan hanya untuk  orang orang Katolik, ” ujar Isabel Romero , direktur organisasi Islam , yang mewakili umat Islam di Spanyol , kepada Irish Times. (OI.net/KH)

0 komentar:

Posting Komentar